Bab 4- Hasil Penelitian


A. Deskripsi Data

Pada bagian awal dari bab ini secara berturut–turut akan disajikan gambaran deskriptif ketiga variabel yang diteliti, yaitu persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah ( X1 ); persepsi guru terhadap lingkungan kerja ( X2 ); dan sikap guru pada proses pembelajaran ( Y ) pada SMU Negeri Kabupaten Kuningan.

Ketiga jenis data diperoleh melalui angket yang dirancang oleh peneliti sesuai dengan indikator setiap variabel yang diteliti. Setelah pendeskripsian data, selanjutnya disajikan pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan dilanjutkan dengan tafsiran terhadap hasil pengujian hipotesis.

1. Persepsi Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ( X1 )

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data variabel X1 berupa angket sebanyak 30 pernyataan dengan skor nilai maksimum sebesar = 150; dan skor nilai minimum sebesar = 30.

a. Uji Validitas

Berdasarkan proses uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang proses perhitungannya menggunakan program SPSS 11.0. Instrumen yang valid sebanyak 24 pernyataan dan yang tidak valid sebanyak 6 pernyataan. Dengan demikian maka skor nilai maksimum menjadi sebesar = 120; dan skor nilai minimum menjadi sebesar = 24.

Rincian hasil pengujian validitas instrumen sebagai berikut :

Tabel 10

Rekapitulasi Perhitungan Pengujian Validitas Instrumen

Penelitian Variabel X1

No

PERNYATAAN

VALIDITAS

KETERANGAN

r hitung

r tabel

Alpha 0,05

1

ITEM NO 1

0,601

0,159

Valid

2

ITEM NO 2

0,612

0,159

Valid

3

ITEM NO 3

0,630

0,159

Valid

4

ITEM NO 4

0,571

0,159

Valid

5

ITEM NO 5

0,589

0,159

Valid

6

ITEM NO 6

0,705

0,159

Valid

7

ITEM NO 7

0,571

0,159

Valid

8

ITEM NO 8

0,556

0,159

Valid

9

ITEM NO 9

0,596

0,159

Valid

10

ITEM NO 10

0,305

0,159

Valid

11

ITEM NO 11

0,684

0,159

Valid

12

ITEM NO 12

0,594

0,159

Valid

13

ITEM NO 13

0,569

0,159

Valid

14

ITEM NO 14

0,515

0,159

Valid

15

ITEM NO 15

-0,526

0,159

Tidak Valid

16

ITEM NO 16

0,153

0,159

TidakValid

17

ITEM NO 17

0,572

0,159

Valid

18

ITEM NO 18

0,103

0,159

Tidak Valid

19

ITEM NO 19

0,562

0,159

Valid

20

ITEM NO 20

-0,211

0,159

Tidak Valid

21

ITEM NO 21

0,476

0,159

Valid

22

ITEM NO 22

0,449

0,159

Valid

23

ITEM NO 23

0,379

0,159

Valid

24

ITEM NO 24

0,551

0,159

Valid

25

ITEM NO 25

0,738

0,159

Valid

26

ITEM NO 26

0,413

0,159

Valid

27

ITEM NO 27

0,581

0,159

Valid

28

ITEM NO 28

-0,520

0,159

Tidak Valid

29

ITEM NO 29

0,099

0,159

Tidak Valid

30

ITEM NO 30

0,602

0,159

Valid

b. Uji Reliabilitas

Sementara itu dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen menunjukan nilai alpha sebesar 0,8183, dan bila dibandingkan dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95 % yakni sebesar 0,159, berarti instrumen untuk mengukur variabel X1 adalah reliabel karena (r hitung ) 0,8183 > 0,159 (r tabel). Posisi reliabilitasnya termasuk sangat kuat karena lebih besar dari 0,80 (klasifikasi Guilford).

Responden sebagai sampel seluruhnya sebanyak 150 guru dari 15 sekolah. Berdasarkan data yang terkumpul menunjukkan bahwa rentang skor nilai untuk persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah berkisar antara 36 sampai dengan 111. Dengan rentangan tersebut diperoleh harga rata-rata sebesar 91,39; dan simpangan baku sebesar 11,02. (Data lengkap ada ada pada lampiran)

Distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11

Distribusi Frekuensi Skor

“Persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah”

No

Kelas Interval

Frekuensi

Frekuensi Relatif (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

103 – 111

94 – 102

85 – 93

76 – 84

67 – 75

58 – 66

49 – 57

40 – 48

31 – 39

19

47

54

17

10

2

0

0

1

12,67

31,33

36,00

11,33

6,66

1,33

0

0

0,66

å

150

100

Histogram untuk skor nilai persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebagaimana tercantum di bawah ini.

Gambar 4 :Histogram skor

“Persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah”

2. Persepsi guru terhadap lingkungan kerja ( X2 )

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data berupa angket sebanyak 35 pernyataan dengan skor nilai maksimal sebesar = 175; dan skor nilai minimal sebesar = 35.

a. Uji Validitas

Setelah melalui proses uji validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS 11.0. Instrumen yang valid sebanyak 32 pernyataan. Dengan demikian maka skor nilai maksimum menjadi sebesar = 160; dan skor nilai minimum menjadi sebesar = 32.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pengujian

Instrumen Variabel X2

No

PERNYATAAN

VALIDITAS

KETERANGAN

R hitung

r tabel

Alpha 0,05

1

ITEM NO 1

0,454

0,159

Valid

2

ITEM NO 2

0,500

0,159

Valid

3

ITEM NO 3

-0,277

0,159

Tidak Valid

4

ITEM NO 4

0,532

0,159

Valid

5

ITEM NO 5

0,394

0,159

Valid

6

ITEM NO 6

0,523

0,159

Valid

7

ITEM NO 7

0,469

0,159

Valid

8

ITEM NO 8

0,602

0,159

Valid

9

ITEM NO 9

0,604

0,159

Valid

10

ITEM NO 10

0,658

0,159

Valid

11

ITEM NO 11

0,472

0,159

Valid

12

ITEM NO 12

0,391

0,159

Valid

13

ITEM NO 13

0,341

0,159

Valid

14

ITEM NO 14

0,554

0,159

Valid

15

ITEM NO 15

0,406

0,159

Valid

16

ITEM NO 16

0,296

0,159

Valid

17

ITEM NO 17

0,510

0,159

Valid

18

ITEM NO 18

0,439

0,159

Valid

19

ITEM NO 19

0,547

0,159

Valid

20

ITEM NO 20

0,599

0,159

Valid

21

ITEM NO 21

0,559

0,159

Valid

22

ITEM NO 22

0,419

0,159

Valid

23

ITEM NO 23

0,469

0,159

Valid

24

ITEM NO 24

0,468

0,159

Valid

25

ITEM NO 25

0,516

0,159

Valid

26

ITEM NO 26

0,475

0,159

Valid

27

ITEM NO 27

0,344

0,159

Valid

28

ITEM NO 28

-0,036

0,159

Tidak Valid

29

ITEM NO 29

-0,371

0,159

Tidak Valid

30

ITEM NO 30

0,370

0,159

Valid

31

ITEM NO 31

0,306

0,159

Valid

32

ITEM NO 32

0,536

0,159

Valid

33

ITEM NO 33

0,460

0,159

Valid

34

ITEM NO 34

0,544

0,159

Valid

35

ITEM NO 35

0,470

0,159

Valid

b. Uji Reliabilitas

Sementara itu dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen menunjukan nilai Alpha sebesar 0,8611, dan bila dibandingkan dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95 % yakni sebesar 0,159, berarti instrumen untuk mengukur variabel X2 adalah reliabel karena (r hitung ) 0,8611 > 0,159 (r tabel). Posisi reliabilitasnya termasuk sangat kuat karena lebih besar dari 0,80 (klasifikasi Guilford).

Responden sebagai sampel seluruhnya sebanyak 150 guru dari 15 sekolah. Berdasarkan data yang terkumpul menunjukkan bahwa rentang skor nilai untuk persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah berkisar antara 71,00 sampai dengan 118,00. Dengan rentangan tersebut diperoleh harga rata-rata sebesar 94,07; dan simpangan baku sebesar 10,70. (Data lengkap ada pada lampiran ).

Distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 13

Distribusi frekuensi skor

“Persepsi guru terhadap kepemimpinan lingkungan kerja”

No

Kelas Interval

Frekuensi

Frekuensi Relatif (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

113 – 118

107 – 112

101 – 106

95 – 100

89 – 94

83 – 88

77 – 82

71 – 76

10

6

22

43

26

23

12

11

6,66

4,00

14,66

28,67

17,33

15,33

8

7,33

å

150

100

Histogram untuk skor nilai persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebagaimana tercantum di bawah ini.

Gambar 5 : Histogram skor

“Persepsi guru terhadap lingkungan kerja”

3. Sikap guru pada proses pembelajaran (Y)

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data berupa angket sebanyak 40 pernyataan dengan skor nilai maksimal sebesar = 200; dan skor nilai minimal sebesar = 40.

a. Uji Validitas

Setelah melalui proses uji validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS ternyata instrumen yang valid sebanyak 32 pernyataan. Dengan demikian maka skor nilai maksimum menjadi sebesar = 160; dan skor nilai minimum menjadi sebesar = 32.

Tabel 14

Rekapitulasi hasil pengujian

validitas variabel Y

No

PERNYATAAN

VALIDITAS

KETERANGAN

R hitung

r tabel

Alpha 0,05

1

ITEM NO 1

0,584

0,159

Valid

2

ITEM NO 2

0,640

0,159

Valid

3

ITEM NO 3

0,432

0,159

Valid

4

ITEM NO 4

0,436

0,159

Valid

5

ITEM NO 5

0,464

0,159

Valid

6

ITEM NO 6

0,544

0,159

Valid

7

ITEM NO 7

-0,356

0,159

Tidak Valid

8

ITEM NO 8

-0,382

0,159

Tidak Valid

9

ITEM NO 9

0,726

0,159

Valid

10

ITEM NO 10

0,382

0,159

Valid

11

ITEM NO 11

0,436

0,159

Valid

12

ITEM NO 12

0,691

0,159

Valid

13

ITEM NO 13

0,596

0,159

Valid

14

ITEM NO 14

0,122

0,159

Tidak Valid

15

ITEM NO 15

0,676

0,159

Valid

16

ITEM NO 16

0,509

0,159

Valid

17

ITEM NO 17

0,456

0,159

Valid

18

ITEM NO 18

0,526

0,159

Valid

19

ITEM NO 19

0,309

0,159

Valid

20

ITEM NO 20

0,462

0,159

Valid

21

ITEM NO 21

0,471

0,159

Valid

22

ITEM NO 22

0,576

0,159

Valid

23

ITEM NO 23

0,591

0,159

Valid

24

ITEM NO 24

0,632

0,159

Valid

25

ITEM NO 25

0,107

0,159

Tidak Valid

26

ITEM NO 26

0,118

0,159

Tidak Valid

27

ITEM NO 27

0,414

0,159

Valid

28

ITEM NO 28

0,085

0,159

Tidak Valid

29

ITEM NO 29

0,161

0,159

Tidak Valid

30

ITEM NO 30

0,538

0,159

Valid

31

ITEM NO 31

-0,210

0,159

Tidak Valid

32

ITEM NO 32

0,489

0,159

Valid

33

ITEM NO 33

0,564

0,159

Valid

34

ITEM NO 34

0,470

0,159

Valid

35

ITEM NO 35

0,515

0,159

Valid

36

ITEM NO 36

0,224

0,159

Valid

37

ITEM NO 37

0,252

0,159

Valid

38

ITEM NO 38

0,518

0,159

Valid

39

ITEM NO 39

0,297

0,159

Valid

40

ITEM NO 40

0,266

0,159

Valid

b. Uji Reliabilitas

Sementara itu dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen menunjukan nilai Alpha sebesar 0,8112, dan bila dibandingkan dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95 % yakni sebesar 0,159, berarti instrumen untuk mengukur variabel Y adalah reliabel karena (r hitung ) 0,8112 > 0,159 (r tabel). Posisi reliabilitasnya termasuk sangat kuat karena lebih besar dari 0,80 (klasifikasi Guilford).

Responden sebagai sampel seluruhnya sebanyak 150 guru dari 15 sekolah. Berdasarkan data yang terkumpul menunjukkan bahwa rentang skor nilai untuk persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah berkisar antara 82,00 sampai dengan 118,00. Dengan rentangan tersebut diperoleh harga rata-rata sebesar 98,47; dan simpangan baku sebesar 8,28. (Data lengkap ada pada lampiran).

Distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 15

Distribusi frekuensi skor

“Sikap guru pada proses pembelajaran”

No

Kelas Interval

Frekuensi

Frekuensi Relatif (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

114 – 118

109 – 113

104 – 108

99 – 103

94 – 98

89 – 93

84 – 88

79 – 83

7

14

14

39

25

37

12

2

4,66

9,33

9,33

26

16,66

55,50

8

3,00

å

150

100

Histogram untuk skor nilai persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebagaimana tercantum di bawah ini.

Gambar 6 :Histogram skor

“Sikap guru pada proses pembelajaran”

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Untuk membuktikan kenormalan data, perlu terlebih dahulu dilakukan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas dari setiap variabel yang akan diuji, yaitu : (1) Persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah ( X1 ); (2) Persepsi guru terhadap linglungan kerja ( X2 ); dan (3) Sikap guru pada proses pembelajaran.

1. Uji Normalitas

Proses perhitungan Uji Normalitas ini menggunakan program SPSS 11.0 dengan rumus Kolmogorov-Smirnov. Hasil perhitungan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas data persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah ( X1 )

Pengujian terhadap data mengenai persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah menghasilkan a maksimum sebesar 0,13. Berdasarkan hasil pengujian dengan membandingkan dengan nilai D tabel, ternyata nilai a maksimum lebih kecil dari nilai D tabel (0,13 < 0,134) pada tingkat kepercayaan 0,05. Dengan demikian berarti bahwa data X1 berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Data lengkap ada pada lampiran)

b. Uji Normalitas data persepsi guru terhadap lingkungan kerja ( X2 )

Pengujian terhadap data mengenai persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah menghasilkan a sebesar 0,06. Berdasarkan hasil pengujian dengan membandingkan dengan nilai D tabel, ternyata nilai a maksimum lebih kecil dari nilai D tabel (0,06 < 0,134) pada tingkat kepercayaan 0,05. Dengan demikian berarti bahwa data X2 berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Data lengkap ada pada lampiran)

c. Uji Normalitas data sikap pada proses pembelajaran (Y)

Pengujian terhadap data mengenai persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah menghasilkan nilai a maksimum sebesar 0,09. Berdasarkan hasil pengujian dengan membandingkan dengan nilai D tabel, ternyata nilai a maksimum lebih kecil dari nilai D tabel (0,09 < 0,134) pada tingkat kepercayaan 0,05. Dengan demikian berarti bahwa data Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Data lengkap ada pada lampiran)

2. Uji Homogenitas

Sementara itu perhitungan uji Homogenitas setelah dikelompokan nilai-nilai Y atas X1 dan X2 menunjukan bahwa populasi penelitian ini bersifat Homogen. Pengujian menggunakan uji Barlet, signifikansi yang dipakai adalah alpha 0,05 (a 0,05). Apabila harga c2 hitung lebih kecil dari c2 tabel, maka data berasal dari populasi yang homogin demikian juga sebaliknya.

Hasil perhitungan nilai Y atas X1 , yaitu c2 hitung 106,43 < c2 tabel 113,1, sedangkan hasil perhitungan nilai Y atas X2 , yaitu c2 hitung 67,32 < c2 tabel 124,3. (Data lengkap ada pada lampiran)

C. Pengujian Hipotesis

Pada bagian ini akan disajikan hasil perhitungan untuk menguji ketiga hipotesis yang diajukan, yaitu : (1). Hubungan antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah ( X1 ) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y); (2). Hubungan antara persepsi guru terhadap lingkungan kerja ( X2 ) dengan siksp guru pada proses pembelajaran (Y); dan (3). Hubungan antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah ( X1 ) dan persepsi guru terhadap lingkungan kerja ( X2 ) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y).

1. Hubungan antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan sikap guru pada proses pembelajaran.

Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian menghasilkan koefisien arah regresi b sebesar 0,36 dan konstanta a sebesar 65,59. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat disajikan oleh persamaan regresi :

Ŷ = 65,59 + 0,36 X1

Untuk mengetahui keberartian regresi, persamaan regresi tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan uji F. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 16

Tabel ANAVA untuk regresi linier sederhana Ŷ = 65,59 + 0,36 X1

Sumber varian

db

JK

RJK

F-h

F-t

Total

150

1464787

Regresi a

Regresi b

Sisa

1

1

148

1454550

2345,172

7892,221

1454550

2345,172

53.326

43,978

3.91

JK TC

JK G

38

110

1850,26

6041.96

48.69

54,93

0.89

1.57

Catatan : dk = derajat kebebasan

JK = jumlah kwadrat

RJK = rata-rata jumlah kuadrat

Dari perhitungan ANAVA diperoleh nilai F = 43,98. Jika dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 : 3,91 maka regresi y = 65,585 + 0,36 X1 adalah signifikan Fh (43,98) > Ft (3,91). (Data lengkap perhitungan terlampir).

Hasil analisis varians sebagaimana yang tersaji dalam tabel tersebut di atas, menyimpulkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh adalah linier dan signifikan karena f hitung 0.89 < f tabel 1.57

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r product moment sebesar 0,479. Telaah signifikansi terhadap angka koefesien korelasi tersebut diperoleh t-hitung sebesar 6,64 sedangkan untuk t-tabel (0,95) (148) = 1,65. Perhitungan ini menunjukkan bahwa angka koefesien korelasi antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y) adalah signifikan. Hal ini sekaligus menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan sikap guru pada proses pembelajaran.

Selanjutnya karena koefesien korelasi ry1 = 0,479 maka diperoleh koefesien determinasi sebesar r2 = 0,229 yang berarti bahwa 22,9 % variansi persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dapat dijelaskan oleh sikap guru pada proses pembelajaran melalui suatu persamaan model regresi :

Ŷ = 65,59 + 0,36 X1, pada α = 0,05

Koefesien korelasi parsial X1 dengan Y yang dikontrol oleh X2 = 0,3622 signifikan karena nilai t-hitung = 4,727 > t- tabel = 1,65 yang berarti hubungan antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan sikap guru pada proses pembelajaran tetap berarti.

2. Hubungan antara persepsi guru terhadap lingkungan kerja ( X2 ) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y)

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan sikap guru pada proses pembelajaran.

Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian menghasilkan koefisien arah regresi b sebesar 0,266 dan konstanta a sebesar 73,471. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat disajikan oleh persamaan regresi :

Ŷ = 73,471 + 0,266 X2

Untuk mengetahui keberartian regresi, persamaan regresi tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan uji F. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 17 Tabel ANAVA

untuk regresi linier sederhana Ŷ = 73,471 + 0,266 X2

Sumber varian

db

JK

RJK

F-h

F-t

Total

150

1464787

Regresi a

Regresi b

Sisa

1

1

148

1454549,6

1205.7

9031.6

1454549,6

1205.7

61.02

19.76

3.91

Tuna Cocok

JK Galat

36

112

1452

7579.6

40.33

67.68

0.60

1.51

Catatan : dk = derajat kebebasan

JK = jumlah kwadrat

RJK = rata-rata jumlah kuadrat

Berdasarkan pengujian signifikansi ternyata regresi Ŷ = 73,471 + 0,266 X2 adalah siginifikan sebab Fh (19,759) > Ft (3,91). (Data lengkap perhitungan terlampir).

Hasil analisis varians sebagaimana yang tersaji dalam tabel tersebut di atas, menyimpulkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh adalah linier dan signifikan karena F hitung . 0.60 < dari F tabel 1.51.

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r product moment sebesar 0,343. Telaah signifikansi terhadap angka koefesien korelasi tersebut diperoleh t-hitung sebesar 4,43 sedangkan untuk t-tabel (0,95) (148) = 1,65. Perhitungan ini menunjukkan bahwa angka koefesien korelasi antara persepsi guru terhadap lingkungan kerja (X2) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y) adalah signifikan. Hal ini sekaligus menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti antara persepsi guru terhadap lingkungan kerja (X2) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y).

Selanjutnya karena koefesien korelasi ry2 = 0,343 maka diperoleh koefesien determinasi sebesar r2 = 0,1176 yang berarti bahwa 11,76 % variansi persepsi guru terhadap lingkungan kerja dapat dijelaskan oleh sikap guru pada proses pembelajaran melalui suatu persamaan model regresi :

Ŷ = 73,471 + 0,266 X2, pada α = 0,05

Koefesien korelasi parsial X2 dengan Y yang dikontrol oleh X1 = 0,0760 lebih kecil dari t- tabel = 1,65, artinya korelasi tersebut tidak signifikan yang berarti hubungan antara persepsi guru terhadap lingkungan kerja dengan sikap guru pada proses pembelajaran tidak berarti apabila dikontrol oleh persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah.

3. Hubungan antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan persepsi guru terhadap lingkungan kerja (X2) dengan siksp guru pada proses pembelajaran (Y)

Hipotesa yang ke tiga dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang berarti persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan persepsi guru terhadap lingkungan kerja ( X2 ) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y)

Dari hasil perhitungan diperoleh koefesien korelasi ganda r sebesar 0,483. Analisis keberartian terhadap koefesien korelasi ganda tersebut menghasilkan nilai F-hitung sebesar 22,40. (Data lengkap perhitungan terlampir).

Dari nilai F-tabel (0,05) (2) (37) = 1,65 maka dengan demikian korelasi ganda signifikan karena F-hitung = 22,407 > F-tabel = 1,65

Hasil analisis tersebut menyimpulkan bahwa nilai koefesien korelasi ganda R = 0,483 yang diperoleh dalam penelitian ini ternyata sangat signifikan. Hasil perhitungan ini sekaligus menolak hipotesa nol yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang berarti antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan persepsi guru terhadap lingkungan kerja (X2) dengan sikap guru pada proses pembelajaran (Y).

Dengan koefesien korelasi ganda R sebesar 0,485 maka koefesien determinasinya diperoleh sebesar R2 0,2352 yang berarti sumbangan yang diberikan secara bersama-sama oleh kedua varians dari variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat adalah sekitar 23,52 % melalui model regresi linier ganda :

Ŷ = 62,966 + 0,322 X1 + 0,065 X2

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini seluruhnya dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah pada SMU Negeri di Kabupaten Kuningan memiliki hubungan yang positif dengan sikap guru pada proses pembelajaran. Demikian pula mengenai persepsi guru terhadap lingkungan kerja pada SMU Negeri di Kabupeten Kuningan memiliki hubungan yang positif pula dengan sikap guru pada proses pembelajaran. Bahkan secara bersama-sama, kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang positif terhadap sikap guru pada proses pembelajaran.

Lebih rinci akan diuraikan sebagai berikut :

Pertama, hubungan antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan sikap guru pada proses pembelajaran. Kedua variabel tersebut memiliki hubungan sebesar 0,479. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan positif yang berarti. Makna yang dapat ditarik adalah bahwa semakin tinggi persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah akan semakin tinggi pula kondisi sikap guru pada proses pembelajaran. Sumbangan yang diberikan yang diberikannya sebesar 22,9 %, sebab koefesien determinasinya adalah sebesar 0,2290. Dengan model regresi linier sederhana, Ŷ = 65,59 + 0,36 X1

Y

72

71

70

69

68

Ŷ = 65,59 + 0,36 X1

67

66

65

X1

0 1 2 4 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 7 : Grafik Garis Regresi Ŷ = 65,59 + 0,36 X1

Kedua, hubungan antara persepsi guru terhadap lingkungan kerja dengan sikap guru pada proses pembelajaran. Kedua variabel tersebut memiliki hubungan sebesar 0,343. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan positif yang berarti. Makna yang dapat ditarik adalah bahwa semakin tinggi persepsi guru terhadap lingkungan kerja akan semakin tinggi pula kondisi sikap guru pada proses pembelajaran. Sumbangan yang diberikan yang diberikannya sebesar 11,76 %, sebab koefesien determinasinya adalah sebesar 0,1176. Dengan model regresi linier sederhana, sebagai berikut :

Ŷ = 73,471 + 0,266 X2

Y

79

78

77

76

Ŷ = 73,471 + 0,266 X2

75

74

73

X2

0 1 2 4 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 8 : Grafik Garis Regresi Ŷ = 73,471 + 0,266 X2

Ketiga, hubungan secara bersama-sama antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan persepsi guru terhadap lingkungan kerja dengan sikap guru pada proses pembelajaran. Ketiga variabel itu adalah dua variabel bebas, yaitu persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan persepsi guru terhadap lingkungan kerja; dan satu variabel terikat, yaitu sikap guru pada proses pembelajaran. Kedua variabel bebas memiliki hubungan yang cukup berarti dengan variabel terikat.

Koefesien korelasi ganda sebesar 0,485 dan koefesien determinasi ganda sebesar 0,235, maka sumbangan yang diberikan oleh kedua variabel bebas (persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan persepsi guru terhadap lingkungan kerja) terhadap variabel terikat (sikap guru pada proses pembelajaran) adalah sebesar 23,590 % dengan model regresi linier ganda, sebagai berikut :

Ŷ = 62,966 + 0,322 X1 + 0,065 X2

Tinggalkan komentar