Bab 5- Kesimpulan, Implikasi & Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Prestasi Belajar Siswa pada Madrasah Aliyah se-Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat tergolong masih rendah, hal ini terlihat dari data yang terkumpul menunjukkan bahwa rentangan skor sebesar 35 – 64 dan harga rata-rata sebesar 53,13.

2. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Prestasi Belajar Siswa memiliki tingkat signifikansi sedang. Hal ini terlihat dari korelasi yang diperoleh sebesar r = 0,65 dan keberartian thitung = 4,69 > 1,70 = ttabel pada taraf signifikansi 5%.

3. Hubungan antara Motivasi Kerja Guru dengan Prestasi Belajar Siswa memiliki tingkat signifikansi rendah. Hal ini terlihat dari korelasi yang diperoleh r = 0,42 dan keberartian thitung = 2,52 > 1,70 = ttabel pada taraf signifikansi 5%.

4. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar Siswa. Hal ini terlihat dari korelasi Ry1.2 = 0,75 dan keberartian Fhitung = 41,875 > 3,26 = Ftabel pada taraf signifikan 5%.

5. Diperoleh hitungan kadar sumbangan atau koefisien determinasi Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap Prestasi Belajar Siswa sebesar 0,42 atau 42%.

6. Diperoleh hitungan kadar sumbangan atau koefisien determinasi Motivasi Kerja Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa sebesar 0,64 atau 64%.

7. Diperoleh hitungan kadar sumbangan atau koefisien determinasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Siswa sebesar 0,87 atau 87%.

B. Implikasi

Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan di lingkungan pendidikan maka kesimpulan yang ditarik tentu mempunyai implikasi dalam bidang pendidikan dan juga penelitian-penelitian selanjutnya, sehubungan dengan hal tersebut maka implikasinya adalah sebagai berikut :

Hasil penelitian mengenai variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru yang diduga mempunyai hubungan dengan Prestasi Belajar Siswa, ternyata menunjukkan hubungan yang signifikan, kedua variabel tersebut, baik variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah maupun variabel Motivasi Kerja Guru memberikan kontribusi terhadap variabel Prestasi Belajar Siswa, di mana Kepemimpinan Kepala Madrasah memberikan kontribusi sebesar 0,2866 atau 28,66%, sedangkan Motivasi Kerja Guru memberikan kontribusi sebesar 0,1472 atau 14,72%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y).

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Madrasah (X2) yang tinggi tersebut ditentukan oleh indikator kepemimpinan itu sendiri (guru).

Sedangkan kontribusi Motivasi Kerja Guru (X2) yang lebih rendah dibandingkan dengan kontribusi Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) tersebut, ditentukan oleh indikator perencanaan yang kurang baik.

Apabila variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dan varibel Motivasi Kerja Guru (X2) secara bersama-sama akan memberikan kontribusi sebesar 0,87 atau 87%. Dengan demikian secara statistik hubungan Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar Siswa yang besar seperti yang telah dibuktikan melalui penelitian ini menunjukkan hubungan yang sangat berarti. Maka dapat diartikan bahwa 87% Prestasi Belajar Siswa ditentukan oleh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru.

Berdasarkan pada hasil penelitian di atas bahwa Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memberikan kontribusi yang berarti terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Selama ini masalah Prestasi Belajar Siswa kurang mendapat perhatian yang serius baik dari pihak lembaga maupun dari pihak guru. Begitu juga dengan masalah Kepemimpinan Kepala Madrasah kurang mendapat perhatian yang serius baik dari pihak lembaga maupun dari pihak pimpinan. Padahal hasil penelitian memperlihatkan bahwa masalah Kepemimpinan Kepala Madrasah ternyata berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Maka dalam mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya usaha dan upaya dari pihak lembaga dan dari pihak pimpinan, dalam rangka meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan cara mengadakan perbaikan pada variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah dan variabel Motivasi Kerja Guru yang dijalankan pada sekolah yang bersangkutan. Dengan mengadakan perbaikan pada kedua variabel tersebut diharapkan motivasi kerja siswa akan semakin meningkat.

Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan oleh lembaga di antaranya sebagai berikut :

1. Perilaku belajar atau Motivasi Kerja Guru tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor Kepemimpinan Kepala Madrasah tetapi masih banyak faktor lingkungan internal mapun lingkungan eksternal lain yang menentukannya. Pengaruh perilaku Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap Motivasi Kerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa. Sehubungan dengan hal itu perlu diteliti lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi terhadap perilaku belajar tersebut.

2. Aspek-aspek yang diteliti dan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, maka untuk lebih mendalam faktor-faktor apa saja yang turut berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa tersebut. Perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan kuantitatif.

C. Saran

1. Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru ternyata berkontribusi positif terhadap Prestasi Belajar Siswa. Namun kontribusi yang diberikan oleh dua variabel masih belum maksimal. Maka dari itu untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dan menciptakan iklim kelas yang kondusif, hendaknya guru berusaha untuk menerapkan perilaku kepemimpinan yang bersifat situasional.

Untuk menciptakan hal tersebut guru-guru perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kepemimpinan ini, baik atas inisiatif sendiri maupun prakarsa kepala sekolah atau pihak-pihak lain yang terkait.

2. Bagi kepala sekolah, penilik, dan pengawas atau pihak Dinas Pendidikan Kecamatan Lebakwangi dalam memberikan bantuan, bimbingan, dan pembinaan perlu memperhatikan faktor kepemimpinan dan iklim organisasi ini. Akan lebih baik lagi apabila dilakukan pelatihan-pelatihan khusus sehubungan dengan masalah-masalah kepemimpinan ini.

3. Disadari bahwa faktor kepemimpinan ini ditentukan oleh faktor-faktor internal dan juga faktor eksternal. Lembaga pendidikan yang bertugas mempersiapkan calon guru yang kualitatif merupakan salah satu faktor eksternal yang turut serta membentuk kepemimpinan calon guru tersebut.

Untuk itu perlu dilakukan suatu studi dalam menjembatani masalah Kepemimpinan Kepala Madrasah di lapangan dengan program yang disusun dan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan. Apabila studi ini terlaksana maka tingkat kontribusi dari Kepemimpinan Kepala Madrasah akan dapat ditingkatkan secara terencana, yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan mutu pendidikan.

Demikian sajian hasil-hasil penelitian ini. Kiranya dapat bermanfaat khususnya untuk administrasi pendidikan dan untuk pendidikan pada umumnya.

Tinggalkan komentar